![Picture](/uploads/6/1/7/2/61726883/305553902.jpg?287)
Rigiditas Tonus otot dijelaskan sebagai sejumlah resistensi yang ditemukan ketika ekstremitas yang relaks digerakkan secara pasif. Pada rigiditas, otot-otot dalam kontraksi terus-menerus, dan resistensi terhadap gerakan pasif adalah konstan.
Rigiditas sekunder akibat gangguan ekstrapiramidal secara superfisialis menyerupai spastisitas karena lesi traktus kortikospinalis di mana keduanya menimbulkan peningkatan labirin tonus otot. Beber6pa petunjuk klinis membantu dalam membedakan kondisi-kondisi ini di tempat tidur (Tabe| 21 -2).
Distribusi peningkatan tonus seringkali membedakan rigiditas dengan spastisitas. Meskipun rigiditas terdapat pada kelompok otot fleksor maupun ekstensor, ini cenderung lebih menonjol pada mereka yang mempertahankan sikap fleksi. Rigiditas mudah dideteksi pada kelompok otot yang besar, tetapi otot-otot yang lebih kecii dari wajah, lidah, dan laring juga sering terkena.
Berlawanan dengan rigiditas, spastisitas biasanya menimbulkan kenaikan tonus pada otot-otot ekstensor tungkai bawah dan otot-otot fleksor lengan. Kualitas hipertonusjuga dapat digunakan untuk membedakan kedua kondisi. Resistensi terhadap gerakan pasif adalah konstan dan tidak tergantung pada kecepatan gerakan pada rigiditas, menjelaskan istilah seperti resistensi "pipa timah" dan "plastik".
Pada spastisitas, tonus yang meningkat tergantung pada velositas; mungkin terdapat interval bebas yang diikuti oleh fenomena pisau lipat secara klasik otot-otot tidak berkontraksi sampai sedikit teregang, dan selanjutnya, selama regangan, penambahan tonus etot cepat berkurang.
Refleks tendo profunda normal pada rigiditas tapi meningkat padateadaan spastik. Spastisitas akibat hiperaktivitas arkus refleks regangan disebabkan oleh perubahan sentral tapi tanpa meningkatnya sensitivitas gelondong otot; spastisitas dapat dihilangkan dengan memotong akar spinalis posterior. Rigiditas sedikit berhubungan dengan hiperaktivitas arkus refleks segmental dan lebih tergangtung pada pelepasan yang meninggi dari neuron-neuron motorik alfa. Untuk informasi obat penyakit gula tradisional yang efektif lebihh lanjut, silahkan klik di sini.
Jenis rigiditas yang khusus adalah fenomena roda bergigi, yang umumnya disertai dengan tiemor pada penyakit Parkinson. Jika otot hipertonik diregangkan secara pasif, resistensi munngkin bersifat sentakan secara ritmik, seperti resistensi.ekstremitas yang dikendalikan oleh roda bergigi.
Rigiditas sekunder akibat gangguan ekstrapiramidal secara superfisialis menyerupai spastisitas karena lesi traktus kortikospinalis di mana keduanya menimbulkan peningkatan labirin tonus otot. Beber6pa petunjuk klinis membantu dalam membedakan kondisi-kondisi ini di tempat tidur (Tabe| 21 -2).
Distribusi peningkatan tonus seringkali membedakan rigiditas dengan spastisitas. Meskipun rigiditas terdapat pada kelompok otot fleksor maupun ekstensor, ini cenderung lebih menonjol pada mereka yang mempertahankan sikap fleksi. Rigiditas mudah dideteksi pada kelompok otot yang besar, tetapi otot-otot yang lebih kecii dari wajah, lidah, dan laring juga sering terkena.
Berlawanan dengan rigiditas, spastisitas biasanya menimbulkan kenaikan tonus pada otot-otot ekstensor tungkai bawah dan otot-otot fleksor lengan. Kualitas hipertonusjuga dapat digunakan untuk membedakan kedua kondisi. Resistensi terhadap gerakan pasif adalah konstan dan tidak tergantung pada kecepatan gerakan pada rigiditas, menjelaskan istilah seperti resistensi "pipa timah" dan "plastik".
Pada spastisitas, tonus yang meningkat tergantung pada velositas; mungkin terdapat interval bebas yang diikuti oleh fenomena pisau lipat secara klasik otot-otot tidak berkontraksi sampai sedikit teregang, dan selanjutnya, selama regangan, penambahan tonus etot cepat berkurang.
Refleks tendo profunda normal pada rigiditas tapi meningkat padateadaan spastik. Spastisitas akibat hiperaktivitas arkus refleks regangan disebabkan oleh perubahan sentral tapi tanpa meningkatnya sensitivitas gelondong otot; spastisitas dapat dihilangkan dengan memotong akar spinalis posterior. Rigiditas sedikit berhubungan dengan hiperaktivitas arkus refleks segmental dan lebih tergangtung pada pelepasan yang meninggi dari neuron-neuron motorik alfa. Untuk informasi obat penyakit gula tradisional yang efektif lebihh lanjut, silahkan klik di sini.
Jenis rigiditas yang khusus adalah fenomena roda bergigi, yang umumnya disertai dengan tiemor pada penyakit Parkinson. Jika otot hipertonik diregangkan secara pasif, resistensi munngkin bersifat sentakan secara ritmik, seperti resistensi.ekstremitas yang dikendalikan oleh roda bergigi.